Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Antisipasi Sebelum Terlambat: Lima Risiko Inventaris yang Sering Terabaikan

 

Image by freepik.com

Meskipun pengelolaan inventaris merupakan elemen krusial bagi perusahaan dengan stok fisik, tersembunyi di baliknya adalah resiko yang tidak boleh dianggap remeh. 

Resiko ini memiliki potensi untuk menggoyahkan pondasi pengelolaan stok dan kepuasan pelanggan. Kadang-kadang, risiko ini dapat dielakkan dengan strategi yang tepat, namun ada kalanya tidak terhindarkan. 

Dengan investasi finansial yang signifikan dalam inventaris, perusahaan harus proaktif dalam meminimalisir risiko tersebut. 

Pada pembahasan artikel kali ini kita akan mengeksplorasi beberapa resiko manajemen inventaris yang paling kritikal. Simak ulasannya berikut ini.

Mengapa Inventaris (Persediaan) Berisiko? 

Perusahaan mungkin menghadapi insiden yang berdampak pada penjualan produk, yang pada gilirannya menurunkan nilai stok. 

Hal ini dapat berarti bahwa perusahaan terancam tidak mampu menjual inventaris dalam waktu yang diharapkan karena berbagai faktor. Dampak langsungnya adalah penurunan nilai total persediaan.

Jenis Risiko Persediaan

a. Mengatasi Hambatan Pemasok

Pemasok memegang peranan vital dalam ekosistem manajemen inventaris, dimana keberhasilan inventaris perusahaan berhubungan langsung dengan kinerja mereka. Tidak jarang terjadi kesalahan atau penundaan dari pihak pemasok. 

Mungkin saja vendor salah mengirim produk atau jumlahnya tidak tepat. Atau, kualitas produk tidak memenuhi standar yang kamu harapkan. Bahkan, pesananmu bisa tertunda jika pemasok gagal memenuhi tenggat waktu yang telah disepakati.

Kesalahan semacam ini, entah itu minor atau mayor, dapat mengganggu alur kerja pengelolaan persediaan. Kamu berpotensi menghadapi keterlambatan produksi, kekurangan stok untuk memenuhi permintaan pasar, hingga resiko mengecewakan pelanggan. 

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memilih pemasok yang dapat diandalkan dan yang konsisten mengirimkan produk berkualitas dengan tepat waktu.

b. Mengantisipasi Tindak Pencurian

Tindakan pencurian merupakan fenomena yang tidak asing di lingkungan perusahaan, terlepas dari skala operasionalnya. Tidak peduli seberapa berharga inventarismu, akan selalu ada risiko kehilangan lebih banyak barang daripada yang kamu perkirakan. 

Baik itu dilakukan oleh karyawanmu sendiri atau oleh pihak eksternal yang tidak berwenang, insiden pencurian adalah sesuatu yang tidak terelakkan di suatu titik. Walaupun berbagai upaya pencegahan telah diterapkan, kamu tidak bisa menghapus resiko ini sepenuhnya.

c. Mengelola Umur Produk 

Barang-barang yang mudah rusak atau memiliki batas waktu penggunaan menuntut perhatian khusus dalam manajemen inventaris. Jika inventarismu termasuk dalam kategori ini, kamu berada dalam resiko yang tinggi untuk tidak dapat menjualnya sebelum melewati masa kedaluwarsa. 

Resiko ini meningkat secara eksponensial dengan pendekatan tanggal kedaluwarsa. Praktik seperti overstocking hanya akan memperparah situasi, memberikan tekanan lebih pada operasional bisnis. 

Meskipun kamu mungkin sudah berusaha dengan keras untuk menjaga kualitas produk, kerusakan kadang tidak terelakkan.

d. Menangani Kerusakan

Bisnis yang menangani barang berat atau rapuh seringkali berhadapan dengan resiko kerusakan yang lebih tinggi. Kerusakan fisik pada produk ini lebih mungkin terjadi dibandingkan dengan barang yang lebih tahan banting, seperti pakaian. 

Baik itu kerusakan yang terjadi di dalam gudang, seperti produk yang jatuh dari rak, atau yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti cuaca buruk, hasilnya tetap sama: persediaan menjadi tidak layak pakai. 

Meskipun kerusakan selama transportasi bisa diminimalisir dengan perawatan yang baik, resiko kerusakan tidak pernah bisa dihilangkan sepenuhnya.

e. Adaptasi dengan Perubahan Permintaan

Overstocking (kelebihan persediaan) adalah kesalahan yang sering terjadi dalam manajemen inventaris, terkadang tanpa disengaja. Misalnya, kamu mungkin mengalami lonjakan permintaan untuk produk tertentu dan memutuskan untuk menambah stok secara signifikan. 

Namun, ketika permintaan menurun, kamu bisa terjebak dengan kelebihan persediaan yang sulit dijual. Risiko ini menjadi lebih nyata saat produk mendekati akhir siklus hidupnya. 

Meskipun sulit untuk selalu memprediksi tren pasar, pemantauan yang cermat dan menghindari penimbunan berlebihan bisa menjadi kunci untuk menghindari situasi ini.

Secara singkat, ruang lingkup manajemen inventaris dihiasi dengan beragam resiko yang kadang-kadang bisa kamu kendalikan, dan kadang-kadang tidak bisa dikendalikan.

Pemasok yang tidak konsisten, insiden pencurian, batas waktu penggunaan yang mendesak, kerusakan yang tidak terduga, dan tumpukan persediaan yang berlebihan adalah tantangan yang bisa kamu atasi hingga batas tertentu. 

Namun, setelah mencapai titik tertentu, risiko ini menjadi jarang dan tidak terduga, dan itu membuat kamu harus selalu siap sedia dalam menghadapinya.

Demikianlah ulasan tentang Antisipasi Sebelum Terlambat: Lima Risiko Inventaris yang Sering Terabaikan. Semoga bermanfaat.

Mas Pram
Mas Pram "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk " Antisipasi Sebelum Terlambat: Lima Risiko Inventaris yang Sering Terabaikan"